Mengapa judulnya "Tegal Kedinding"?
Adakah
yang bertanya sedemikian rupa seperti pertanyaan saya? Jawabnya butuh
panjang bulet deh kalo nerangin ini judul aneh banget. Antara Tegal sama
Kedinding apa hubungannya?
TEGAL
Tegalrejo,
Magelang, sebuah kecamatan yang berada dikawasan Magelang. Tepatnya di
desa Kombangan, terdapat sebuah pondok lusuh kuno bimbingan KH Yasin bin
Idris bernama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'ien. Disini beberapa
tahun yang lalu Kyai Achmad Burhani menjadi murid Simbah Yai Yasin.
KEDINDING
Kedinding,
Surabaya, merupakan kawasan di dekat pantai yang memisahkan pulau Jawa
dengan pulau Madura yang akhirnya terhubung dengan jembatan Suramadu di
daerah Kenjeran. Tepatnya di Jalan Kedinding Lor 99 terdapat sebuah
pondok megah yang pernah diasuh oleh KH Achmad Asrori Al Ishaqi
almarhum. Disinilah Kyai Achmad Burhani mendapatkan ijazah berupa
amaliyah Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsabandiyyah al Utsmaniyyah dan
diangkat oleh Simbah Yai Asrori sebagai seorang Imam Khushusy.
Suasana
malam itu benar-benar berubah ketika Kyai Achmad Burhani Asyahidi
berpulang dari tanah Haromain. Pondok pesantren di Jalan Urip Sumoharjo
19 Bejen ini berubah meriah hingga larut malam. Hiruk pikuk orang-orang
mulai dari yang bingung sampai orang ndak tahu wudel berjubel menanti
tamu Allah di Pondok Bejen (trending name).
Sebelum di pondok,
Yai Burhani mampir dulu di Masjid Darussalam Bejen untuk melepas rindu
kepada rakyat yang ditinggal beliau selama 40 hari. Namun, meski Masjid
Bejen (Trending name #juga) beramai-ramai menyambut tamu-tamu Allah
dengan tata adat dusun, di pondok sendiri orang-orang yang mengaku
jama'ahnya beliau, Yai Burhani mempersiapkan seremonial ala mereka
sendiri.
Pondok Bejen begitu ramai disamping Masjid Bejen juga
rame. Bedanya, yang di masjid itu orang kampung sedangkan yang di pondok
itu jama'ahnya beliau Yai Burhani. Persamaannya, mereka berdua (pondok
dan mesjid gan) berada di dusun Bejen.
"Asholatu was salamu
'alaika ya Rasulullah, Asholatu wa salamu 'alaika ya Habiballah,
Thola'al badru 'alaina......" terdengar dengan keras dan agak kasar
sedikit (efek sound cuy), pokoknya orang yang baru santai-santai atau
sekedar tidur di tembok pada kaget.
Santri-santri beliau, Yai
Burhani menyambut kedatangan Yai beserta Ibu Nyai dari mobil dengan
lantunan "Thola'al" ala santri-santri Kedinding ketika menyambut Habib
Umar al Jailaniy. Meriah meruah sholawat ini, dengan suasana yang
semangat putih-putih (Al Khidmah).
Clink-clink!!!
Hilang kemana para santri?
Mereka kemudian beralih profesi seperti kebenaran berkata tentang
pengabdian santri terhadap guru. This job is Laden. Bukan nama dari
teroris yaa, bukan Usama bin Laden, ini lebih menggambarkan bagaimana
kesuasana ketika berada di Kombangan, Tegalrejo. Minuman teh hangat
manis tersaji dengan makanannya segera disiapkan di Ndalem Yai. Ditata
rapi agar tidak kesampluk terus tumpah ruah di karpet.
Dan akhir cerita dari Tegal Kedinding adalah bagaimana suasana Al
Khidmah berjalan beriringan dengan kebiasaan Tegalrejo. Ibarat acaranya
itu Al Khidmah namun santri-santrinya loyalnya seperti anak-anak
Tegalrejo. Ini adalah kenang-kenangan anak-anak Pondok Kombangan cabang
Bejen :