Friday, November 25, 2011

Mengapa judulnya "Tegal Kedinding"?
Adakah yang bertanya sedemikian rupa seperti pertanyaan saya? Jawabnya butuh panjang bulet deh kalo nerangin ini judul aneh banget. Antara Tegal sama Kedinding apa hubungannya?

TEGAL
Tegalrejo, Magelang, sebuah kecamatan yang berada dikawasan Magelang. Tepatnya di desa Kombangan, terdapat sebuah pondok lusuh kuno bimbingan KH Yasin bin Idris bernama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'ien. Disini beberapa tahun yang lalu Kyai Achmad Burhani menjadi murid Simbah Yai Yasin.

KEDINDING
Kedinding, Surabaya, merupakan kawasan di dekat pantai yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Madura yang akhirnya terhubung dengan jembatan Suramadu di daerah Kenjeran. Tepatnya di Jalan Kedinding Lor 99 terdapat sebuah pondok megah yang pernah diasuh oleh KH Achmad Asrori Al Ishaqi almarhum. Disinilah Kyai Achmad Burhani mendapatkan ijazah berupa amaliyah Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsabandiyyah al Utsmaniyyah dan diangkat oleh Simbah Yai Asrori sebagai seorang Imam Khushusy.

Suasana malam itu benar-benar berubah ketika Kyai Achmad Burhani Asyahidi berpulang dari tanah Haromain. Pondok pesantren di Jalan Urip Sumoharjo 19 Bejen ini berubah meriah hingga larut malam. Hiruk pikuk orang-orang mulai dari yang bingung sampai orang ndak tahu wudel berjubel menanti tamu Allah di Pondok Bejen (trending name).

Sebelum di pondok, Yai Burhani mampir dulu di Masjid Darussalam Bejen untuk melepas rindu kepada rakyat yang ditinggal beliau selama 40 hari. Namun, meski Masjid Bejen (Trending name #juga) beramai-ramai menyambut tamu-tamu Allah dengan tata adat dusun, di pondok sendiri orang-orang yang mengaku jama'ahnya beliau, Yai Burhani mempersiapkan seremonial ala mereka sendiri.

Pondok Bejen begitu ramai disamping Masjid Bejen juga rame. Bedanya, yang di masjid itu orang kampung sedangkan yang di pondok itu jama'ahnya beliau Yai Burhani. Persamaannya, mereka berdua (pondok dan mesjid gan) berada di dusun Bejen.

"Asholatu was salamu 'alaika ya Rasulullah, Asholatu wa salamu 'alaika ya Habiballah, Thola'al badru 'alaina......" terdengar dengan keras dan agak kasar sedikit (efek sound cuy), pokoknya orang yang baru santai-santai atau sekedar tidur di tembok pada kaget.

Santri-santri beliau, Yai Burhani menyambut kedatangan Yai beserta Ibu Nyai dari mobil dengan lantunan "Thola'al" ala santri-santri Kedinding ketika menyambut Habib Umar al Jailaniy. Meriah meruah sholawat ini, dengan suasana yang semangat putih-putih (Al Khidmah).

Clink-clink!!!
Hilang kemana para santri?
Mereka kemudian beralih profesi seperti kebenaran berkata tentang pengabdian santri terhadap guru. This job is Laden. Bukan nama dari teroris yaa, bukan Usama bin Laden, ini lebih menggambarkan bagaimana kesuasana ketika berada di Kombangan, Tegalrejo. Minuman teh hangat manis tersaji dengan makanannya segera disiapkan di Ndalem Yai. Ditata rapi agar tidak kesampluk terus tumpah ruah di karpet.

Dan akhir cerita dari Tegal Kedinding adalah bagaimana suasana Al Khidmah berjalan beriringan dengan kebiasaan Tegalrejo. Ibarat acaranya itu Al Khidmah namun santri-santrinya loyalnya seperti anak-anak Tegalrejo. Ini adalah kenang-kenangan anak-anak Pondok Kombangan cabang Bejen :

1 comment: