Tarian
Leyek ini berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak tercatatnya
dalam buku-buku pengetahuan umum, membuat saya merasa tertarik untuk
mengetahui secara lengkap tentang tarian ini. Berikut ini adalah seuntai
cerita tentang keberadaan tarian khas Islam Yogyakarta.
Peradaban
kuno tentang Kerajaan Mataram Islam tentu saja tidak bisa dipisahkan
dengan asal mula tarian rakyat ini. Terutama pada perkembangan agama
Islam di tanah Mentaok ini. Lain cerita tentang Syech Belabelu dan Syech
Maulana Maghribi yang berada di pesisir selatan.
Tersebutlah
seorang darah bangsawan Majapahit, nama kecilnya adalah Raden
Trenggono, setelah belajar kepada Sunan Kalijaga namanya diubah menjadi
nama seorang yang benar-benar mengetahui segala seluk beluk agama Islam
yakni Panembahan Bodho. Singkat cerita Panembahan Bodho memenuhi tugas
yang diembannya di daerah Tanah Perdikan Mangir.
Jauh
sebelum peristiwa Ki Ageng Mangir Wanabaya tewas di tangan Panembahan
Senopati. Kerajaan Islam kedua di tanah Mataram yang belum pernah
mencapai kejayaannya, Kerajaan Islam Mataram Kidul.
Peradaban
Islam itu mulai tumbuh dengan segarnya di tanah ini, meski penghulu
tanah perdikan ini sebelum Wanabaya tidak mau masuk Islam. Terkenallah
sebuah permainan musik yang diciptakan oleh Panembahan Bodho dengan
salah seorang santrinya, yakni Kesenian Rodat.
Banyaknya
orang yang berjoget ria ketika lantunan sholawat nabi yang diiringi
oleh Kesenian Rodat membuat Panembahan Bodho merasa harus meluruskan,
bahwa boleh saja senang ria dengan sholawat atau maulid tapi jangan
sampai seperti kelewatan. Apa boleh buat, dengan dipandu oleh
santri-santrinya Panembahan Bodho berusaha meluruskan jogetan itu
menjadi sebuah tarian yang sopan namun tidak mengurangi rasa gembira di
hati.
Akhir
dari sebuah perjalanan peristiwa itu terciptalah Tarian Leyek untuk
mengiringi Sholawat Maulid yang dimusiki oleh Kesenian Musik Rodat.
Tariannya
semangat suka ria yang mencerminkan bagaimana cara menyambut Nabi
Muhammad saw yang diyakini oleh masyarakat hadir ditengah-tengah
perayaan Maulid itu. Alunannya seperti ombak pantai Selatan yang tajam
namun indah. Properti yang digunakan berupa tipas atau kipas.
Kesenian
Rodat dan Tarian Leyek ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bisa
saja hanya Kesenian Rodat, namun rasanya ada yang kurang lengkap tanpa
hadirnya Leyek. Kedua kesenian ini bergembang terus di daerah Bantul,
Yogyakarta seperti Kauman Wijirejo, Mangir, Ngeblak, Sabunan, dan daerah
lain.
0 comments:
Post a Comment